Saturday, October 4, 2008
When Religion Becomes Evil
When Religion Becomes Evil
Publisher: HarperOne
Writer: Charles Kimball
Unduh di sini
Kepercayaan adalah sesuatu yang tidak akan dipercaya oleh otak kanan, karena kepercayaan tidak bisa dijelaskan dengan logika. Definisi Charles Kimball sedikit lebih membumi dari definisi Archie namun tidak jauh berbeda. Kepercayaan merefleksikan budaya, geografi, sejarah, interpretasi, dan berbagai faktor tak terhitung mengenai hubungan antara si pemeluk dengan Tuhan. Meski keragaman kepercayaan adalah sesuatu yang natural, hal ini juga bisa melahirkan masalah pada situasi tertentu, serta memberi definisi berbeda pada apa yang disebut keramat atau haram (tidak boleh dilakukan).
Sama halnya dengan kemanusiaan itu sendiri, interpretasi atas apa yang menjadi kehendak Tuhan bisa menjadi absurd dan menggiring pada tragedi seperti penyaliban, peristiwa Nazi, Jim Jones, David Koresh, konflik Arab-Israel yang masih terus berlangsung, peristiwa 911. Bagaimana bisa sesuatu yang dianggap suci dan memberi berkah pada umat manusia berputar menjadi suatu kejahatan?
Di buku ini, Charles Kimball membahas 5 tanda ajaran agama yang telah terkorupsi yakni klaim atas apa yang disebut kebenaran absolut, kepatuhan yang buta, penetapan waktu "ideal", pengertian sembarangan atas apa yang disebut penghakiman akhir, dan deklarasi perang "suci". Atas 5 faktor ini, Charles Kimball, memberi bukti dari sejarah dan kejadian-kejadian yang masih berlangsung.
Kebenaran absolut diklaim oleh sebagian orang sebagai apa yang dianggap benar oleh mereka, maka itulah kebenaran. Hal ini membuat mereka merasa nyaman. Contohnya, ada golongan radikal Kristen yang percaya bahwa hanya ajaran agama mereka yang mengajarkan kebenaran, agama lain tidak. Kebenaran dan arogansi ini menuntun mereka pada target "menyelamatkan" orang-orang Yahudi, Hindu, Muslim dalam sebuah kunjungan misionaris pada hari-hari suci agama lain tersebut. Charles Kimball menganggap bahwa hal ini bisa disebut sebagai pelecehan dan serangan terhadap kepercayaan, bukan lagi sebagai keinginan biasa untuk berbagi kebenaran yang terdapat pada ajaran Kristen.
Bukan cuma agama Kristen yang memiliki golongan ekstrimis, yang percaya bahwa agama merekalah yang "paling" super. Kebanyakan agama di dunia memiliki kelompok seperti ini. Dan hasilnya, melulu hanya perlakuan yang salah kepada tetangga yang memiliki kepercayaan lain, dengan memakai nama Tuhan.
Faith is what no one in their right mind would believe.” Dr. Kimball’s definition is less earthy than Archie’s but not that different. Faith is what can’t be explained logically. Since it reflects the believer’s culture, geography and history, there are innumerable variations and interpretations about the nature of man’s relationship with God. Although this diversity is natural, it can also be problematic in certain situations, given differing definitions of what is sacred and what is profane.
Like humanity itself, interpretations of what is “God’s will” can be flawed and lead to tragedies like the Crusades, the Nazis, Jim Jones, David Koresh, the on-going Arab-Israeli conflicts, and the 9-11 attacks on the World Trade Center. How can something that brings peace and comfort to so many people around the world turn into something so evil? Dr. Kimball discusses five warning signs of corruption in a religion: Absolute truth claims, blind obedience, establishing the "ideal" time, the end justifies any means, and declaring holy war. In reviewing these signs, Dr. Kimball gives examples from history and current affairs.
Absolute truth claims are comforting to some who feel that what’s right for them is by definition what’s right. There are radical Christians, in Dr. Kimball’s examples, who believe all other religions are false. This arrogance has led them to target Jews, Hindis and Muslims for missionary visits on important religious holidays. Kimball describes this practice of trying to convert Jews on the high holy days as being insulting and more of a spiritual attack than a true attempt to share the Christian message. However, Christians are not alone in having extremists who believe that their principles are superior. Most of the world’s major religions have subgroups exhibiting claims that they and they alone know the truth. The results have ranged from merely annoying to serious mistreatment of non-believing neighbors in the name of God. (website: curledop/ly)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment